EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN
Setiap perusahaan di
dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan
tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga
kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai
dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Evaluasi alternatif ini,
dalam keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang
akan dibelinya.
Berdasarkan
identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Kriteria
evaluasi
2) Menentukan
alternatif pilihan
3) Menaksir
alternatif pilihan
4) Menyeleksi
aturan pengambilan keputusan
1. Kriteria Evaluasi
Kriteria
evaluasi merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan
konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian
konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan
atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang
lebih penting ukurannya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dari berbagai informasi
yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan keputusan atau
pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa atribut
yang akan muncul, setelah itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif.
Konsumen
memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk
sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting.
Pemasar
perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk
mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan Pembelian Konsumen membentuk
satu maksud pembelian, ada 2 faktor :
1. Sikap/
pendirian orang lain
2. Situasi
yang tidak diantisipasi
Kriteria
evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat
kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity,
Matual-adaptive, dan process”.
1. Pendekatan
“Pre-ordinate”
Memiliki dua
karakteristik; kriteria pertama ditetapkan sebelum pelaksanaan evaluasi.
kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun ke
lapangan. Kriteria kedua, dikembangkan dan bersumber pada standar tertentu.
Seperti pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
2. Pendekatan
“Fidelity”
Pada dasarnya ada
kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang
dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data.
Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan.
Pendekatan Fidently tidak menggunakan kriteria yang bersifat umum (universal)
sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
3. Pendekatan
gabungan “Mutual-Adaptive”
Pendekatan ini merupakan
perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process. Kriteria yang di
gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan
pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
4. Pendekatan
proses
Sesuai dengan namanya,
pendekatan ini mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung.
Kriteria didapat melalui wawancara, observasi, atau studi dokumentasi.
Pendekatan ini berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif.
Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini merupakan kriteria yang
dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya
pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program
di lapangan.
Kriteria
dalam evaluasi diatas mengacu pada :
1. Pedoman
– pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi
para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan
evaluator.
2. Menentukan Alternatif
Pilihan
Alternatif
pilihan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil
seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan,
harga, merek, negara asal, dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan,
kesenangan dan lain sebagainya. Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :
1. Harga
Harga menentukan pilihan
alternatif. Konsumen cenderung memilih harga yang murah untuk membeli suatu
produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi
kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu
strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama
merek
Merek terbukti menjadi
determinan penting dalam barang. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu
dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit sulit menilai kriteria kualitas
produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat
mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3. Negara asal
Negara dimana suatu
produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal
sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi
kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya
buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
Keputusan
untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari
sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai
beberapa komponen :
1. Keputusan
tentang jenis produk
2. Keputusan
tentang bentuk produk
3. Keputusan
tentang merk
4. Keputusan
tentang penjualnya
5. Keputusan
tentang jumlah produk
6. Keputusan
tentang waktu pembelian
7. Keputusan
tentang cara pembayaran
Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif
yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang
akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan
alternative produk yang menjadi pilihan.
3. Menaksir Alternatif Pilihan
Menaksir
alternatif pilihan adalah kegiatan mentaksir atau memprediksi pilihan
alternatif setelah pilihan awal tidak berhasil dicapai, kegiatan ini berfungsi
sebagai rencana jaga-jaga jika ada pilihan yang tidak berhasil.
konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat
pilihan. Konsep dasar tertenu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
· Pertama
Kita menganggap bahwa
setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulam atribut produk.
· Kedua
Konsumen akan memberikan
tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan
keinginan unik masing-masing.
· Ketiga
Konsumen mungkin akan
mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek
pada setiaap atribut.
· Keempat
Harapan kepuasan produk
total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
· Kelima
Konsumen sampai pada
sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi.
Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik.
Dalam
beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran
secara logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi
atau bahkan tidak sama sekali. Terkadang Mereka membeli berdasarkan dorongan
sesaat atau tergantung pada intuisi, Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan
membeli sendiri, Kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen,
atau wiraniaga untuk memberi saran pemberian.
Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana
sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses
evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk
mempengaruhi keputusan membeli.
Jika
ingin membeli handphone, seseorang mungkin akan membuat perbandingan langsung
seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan.
Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.
1. Akurasi
penilaian individu
Penelitian menunjukkan
individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara
merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan
jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah
digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
2. Penggunaan
indikator pengganti
Secara umum, indikator
pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak keahlian untuk
membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan
dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
3. Pentingnya
relatif dan pengaruh kriteria evaluasi
Pentingnya kriteria
evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari
waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
4. Menyeleksi Aturan
Pengambilan Keputusan
Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan salam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar